KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nyalah
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Individu,
Keluarga dan Masyarakat".
Tugas makalah ini dibuat guna untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Ilmu
Sosial Dasar pada Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma.
Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna, masih banyak kekurangan dalam berbagai sudut pandang, mohon kritikan
dan saran yang membangun agar pembuatan
makala untuk kedepannya bisa lebih baik lagi.
Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Bekasi, 06 November 2015
Penyusun
Daftar Isi
Pernyataan ........................................................................................................... i
Kata pengantar...................................................................................................... ii
Daftar
isi................................................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar
belakang................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3 Sasaran............................................................................................................ 2
Bab II permasalahan
2.1 Pengertian pedofil
....................................................................................... 3
2.1.1 Faktor-faktor penyebab terjadinya pedofil ................................................ 3
2.2 Analisis
SWOT
............................................................................................ 4
Bab III kesimpulan dan rekomendasi
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 6
3.2 Rekomendasi................................................................................................. 6
Referensi.............................................................................................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kasus pedofilia yang sedang ramai disorot media di Jakarta
International School (JIS) menambah daftar panjang kasus kekerasan seksual pada
anak-anak. Namun tidak hanya di Jakarta, kasus serupa juga menimpa 11 pelajar di
Medan, yang dilakukan oleh gurunya yang merupakan warga negara Singapura. Juga
di Tenggarong, Kalimantan Timur, seorang guru melakukan sodomi kepada muridnya.
Bahkan di tahun 2010 lalu, kasus pedofilia yang disertai kasus pembunuhan dan
mutilasi menimpa empat belas anak jalanan di Jakarta. Pelakunya adalah Babe
Baikuni yang dikenal dengan sebutan ‘Babe’. Kasus kejahatan seksual terhadap
anak sudah sampai tingkat darurat, sangat mengkhawatirkan. Angkanya terus naik
dari tahun ke tahun.
Menurut data laporan kepada Komnas Perlindungan Anak, pada
tahun 2011 ada 2.509 laporan kekerasan dan 59% nya adalah kekerasan seksual.
Dan pada tahun 2012 Komnas PA menerima 2.637 laporan yang 62% nya kekerasan
seksual (bbc,18/1). Tahun 2013, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Bareskrim
Mabes Polri mencatat sepanjang tahun 2013 sekurangnya terjadi 1600 kasus
asusila mulai dari pencabulan hingga kekerasan fisik pada anak-anak.
Pelecehan seksual terhadap anak dapat mengakibatkan dampak
negatif jangka pendek dan jangka panjang, termasuk penyakit psikologis di
kemudian hari. Dampak psikologis, emosional, fisik dan sosialnya meliputi
depresi, gangguan stres pasca trauma, kegelisahan, gangguan makan, rasa rendah
diri yang buruk, kekacauan kepribadian. Juga menyebabkan terjadinya gangguan
psikologis, gangguan syaraf, sakit kronis, perubahan perilaku seksual, masalah
sekolah/belajar, dan masalah perilaku termasuk penyalahgunaan obat terlarang,
perilaku menyakiti diri sendiri, kriminalitas ketika dewasa bahkan bunuh diri.
Dampak mengerikan lainnya yaitu siklus pedofilia,
abused-abuser cycle. Ihshan Gumilar, peneliti dan dosen Psikologi Pengambilan
Keputusan menjelaskan, yaitu berawal dari korban (abused) pelecehan seksual di
masa kecil, lalu tumbuh dewasa jadi orang yang memakan korban (abuser). Orang
yang jadi korban pelecehan seks saat kecil, saat dewasa akan berpikir
melampiaskan seks dapat dilakukan pada anak kecil. Itulah yang terjadi pada ZA
salah satu tersangka pelaku sodomi di JIS yang pada usia 14 tahun disodomi oleh
William James Vahey, seorang pedofil buronan FBI yang pernah mengajar di JIS
selama 10 tahun. Itulah siklus pedofil menghasilkan pedofil baru.
1.2 Tujauan
1.
Memahami dan menyadari penyebab terjadinya peadofil
2.
Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk
ikut serta dalam usaha
penanggulangannya.
3.
Menyadari dan memahami dampak yang terjadi akibat peadofil
1.3 Sasaran
1.
Remaja
Para remaja harus memahami bahwa
masa depan yang cerah ada di tangan kita sendiri. Jika kita ingin
menjadi orang yang sukses. Remaja harus mempunyai pengetahuan yang benar
tentang sex.
- Orang tua
ingkungan keluarga Pada
saat ini di kota besar terkadang dapat dikatakan bahwa keluarga kita pada
umumnya tidak sempat lagi memperhatikan kebutuhan remaja akan penerapan moral
dan pendidikan agama pada putra-putrinya, selain itu diakibatkan tidak
harmonisnya hubungan antara anak remaja dengan orang tua. Misalnya akibat
broken home atau orang tua tinggalnya berjauhan
padahal pada saat tertentu remaja sangat membutuhkan orang tua tetapi
mereka tidak disisinya. Sehingga perhatian orang tua dan keluarga yang relatif
longgar terhadap anaknya dalam memberikan nilai-nilai hidup yang bersifat
mencegah kejahatan pelecehan seksual
- Pemerintah
Pemerintah seharusnya memberikan
ketegasan dalam masalah hukum untuk para pelaku pedofil . Memberikan hukuman
yang sesuai dengan apa yang sudah mereka lakukan supaya mereka merasa jera dan
tidak mengulangi perbuatannya lagi karena lambart laun bisa menghancurkan
generasi bangsa.
- Lingkungan dan Budaya
Permisifitas dan abainya
masyarakat terhadap potensi pelecehan seksual. Ketiga, faktor kegagapan budaya
dimana tayangan sadisme, kekerasan, pornografi, dan berbagai jenis tayangan
destruktif lainnya ditonton, namun minim proses penyaringan pemahaman.
BAB II
PERMASALAHAN
2.1. Pengertian Pedofil
Orang-orang yang
menikmati pornografi anak (pelaku) disebut pedofil. Beberapa pedofil secara
seksual tertarik hanya terhadap anak-anak dan sama sekali tidak tertarik
terhadap orang dewasa. Pedofilia biasanya mempumuai penyakit kelainan sex
kondisi kronis.
2.1.1
Faktor – faktor Yang Menyebabkan
Terjadinya pedofil
Faktor risiko adalah
faktor yang dapat berkontribusi untuk terjadinya suatu masalah atau kejadian.
Variabel dalam faktor risiko secara bermakna mempunyai asosiasi dengan hasil
akhir yang buruk. Faktor-faktor risiko terhadap kejadian child abuse.
1.
Faktor keluarga
Lingkungan keluarga
Pada saat ini di kota besar terkadang dapat dikatakan bahwa keluarga kita pada
umumnya tidak sempat lagi memperhatikan kebutuhan remaja akan penerapan moral
dan pendidikan agama pada putra-putrinya, selain itu diakibatkan tidak
harmonisnya hubungan antara anak remaja dengan orang tua. Misalnya akibat
broken home atau orang tua tinggalnya berjauhan
padahal pada saat tertentu remaja sangat membutuhkan orang tua tetapi
mereka tidak disisinya.
2.
Faktor Lingkungan
Lingkungan sosial
Terjadi perubahan sosial dapat menyebabkan pergeseran nilai-nilai pada remaja.
Perkenalan remaja dengan seks sesungguhnya bukan sepenuhnya kesalahan mereka.
Perkenalan tersebut akibat dari lingkungan yang mendorong mereka tidak hanya
mengenal seks tetapi sekaligus mempraktekkan hubungan seks diluar nikah. Para
remaja mungkin bisa memalingkan muka atau mematikan tv, vcd yang
menayangkanfilm dengan adegan kissing atau berkumpul di tepi pantai. Adegan-adegan itu mereka saksikan
hampir setiap hari pada saatnya mereka seharusnya belajar dan beribadah.
Pergualan bebas Adanya
kecenderungan pergaulan yang semakin bebas antara pria dan wanita dalam
masyarakat dengan tidak mematuhi aturan dan norma yang berlaku. Dengan mudah
kita dapat melihat perilaku penyimpangan seksual. Terlebih ada mitos beredar di
masyarakat bahwa “seorang pria akan awet muda jika melakukan hubungan seksual
dengan orang yang lebih muda”. Oleh karena itu, mereka akan cenderung mencoba
kepada anak kecil.
3.
Faktor Lingkungan Sekolah dan Pendidikan
lingkungan sekolah
Masalah seksual pada remaja mungkin terjadi karena kegagalannya sekolah formal
untuk mensosialisasikan nilai moral dan agama yang akan membentuk disiplin para
remaja. Pada saat ini lembaga-lembaga pendidikan agaknya lebih banyak
memusatkan muatan pengajaran pada
masalah iptek dan kurang memaksimalkan masalah-masalah moralitas.
Penundaan usia
perkawinan Taraf pendidikan yang semakin tinggi di masyarakat, maka semakin
tertunda kebutuhan untuk melaksanakan perkawinan misalnya belum menyelesaikan
studi karena tuntunan orang tua, belum mendapatkan pekerjaan yang jelas, hal
ini dapat berakibat buruk jika seseorang yang sudah waktunya menikah belum
menikah. Di lain pihak terdapat norma sosial yang semakin lama semakin menuntut
persyaratan yang semakin tinggi untuk perkawinan, misalnya pendidikan,
pekerjaan dan batas usia minimum dalam menikah. tabu-larangan pada kalangan remaja, remaja cederung
mempunyai rasa ingin tahu yang lebih. Sehingga meskipun ada hal yang dilarang,
mereka akan mencoba untuk mengetahui kenapa hal itu dilarang.
2.2 Analisis
Tawuran Menggunakan SWOT
Analisis
permasalahan prdofil dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal
dilihat dari aspek :
1.
Kekuatan (Strenght)
a.
Kurangnya pengawasan orang tua
b.
Pergaulan bebas
c.
Pendidiakan moralitas yang lemah
d.
Mudah nya masuk budaya barat.
2.
Kelemahan (Weakness)
a.
Lemahnya hukuman yang berlaku untuk pelaku pedofil
b.
Pendidiakn moralitas yang lemah
c.
Kurangnya perhatian dari orang tua, serta lingkungan
sekitar.
d.
Kurangnya peran aparat
keamanan
3.
Peluang (Opportunity)
a.
Kurangnya pengawasan dari pihak RT/RW setempat untuk
memantau tejadinya kejahatan kelamin
b.
Kurang beratnya hukuman yang di berikan pada pelaku
tidak memberiakan efek jera
c.
Kurangnya kegiatan-kegiatan pembelajaran moral dan
pemahaman tentang kekerasan, kriminalitas dan seksualitas.
4.
Tantangan/Hambatan (Threats)
a.
Di tangkap polisi / dipenjarakan
b.
Penyebaran yang semakin luas
c.
Kekerasan dan kehilangan nyawa
d.
Merugikan bagi masyarakat banyak
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
- Memahami dan menyadari penyebab terjadinya pedofilia dikarenakan banyak factor yang mempengaruhinya. Factor-faktor tersebut merupakan faktor internal yang diakibatkan dari kurangnya pendidikan dan moral yang masih lemah Faktor eksternal terdapat dari orang tua, lingkungan, sekolah yakni sama kurangnya kesadaran dari itu semua dan kurangnya pendekatan secara moral.
- Manusia merupakan makhluk sosial, sehingga sebagai manusia harus saling membantu terutama hal yang positif. Mengingatkan orang lain dan peka terhadap hal-hal yang terjadi pada lingkungan sekitar sehingga dapat mencari solusi untuk mencegahnya.
- Dampak yang terjadi akibat pedofil harus dapat disadari. Dampak tersebut sangat besar pengaruhnya dan sangat buruk bukan hanya materi, tetapi moral juga sehingga bisa merusak generasi bangsa karena koban pedopil punya harat untuk menularkan.
3.2 Rekomendasi
- Memperkuat ajaran moral di masyarakat.
- Harus ada hukuman yang jelas dan yang berat untuk pelaku pedofil untuk memberi efek jera pada pelaku.
- Orang tua sebagai sosok yang paling dekat dapat memberikan arahan yang diperlukan sehingga komunikasi berjalan baik antara anak dengan orang tua. Kesenjangan dalam keluarga dapat terhindar jika komunikasi positif selalu dibiasakan di dalam rumah.peran orang tua sangat penting dalam pemahaman yang benar tengtang kekerasan dan kriminalitas
- Mengadakan kegiartan rutin yang positif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk membina mental dan emosional.
Referensi :
1. http://mapyourinfo.com/wiki/id.wikipedia.org/pedofilia
4. http://www.globalmuslim.web.id/2014/05/negeri-darurat-pedofilia-selamatkan.html?m=0