FORMULASI MASALAH DALAM DALAM METODE
PENELITIAN
Pengertian Rumusan Masalah
adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja
yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahan masalahnya. Rumusan masalah
merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah.
Dengan kata lain, rumusan masalah ini merupakan pertanyaan yang lengkap dan
rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas
identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Suatu perumusan masalah yang baik
berarti telah menjawab setengah pertanyaan atau dari masalah. Masalah yang
telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya membantu memusatkan pikiran,
sekaligus juga mengarahkan cara berpikir kita.
Tujuan
Utama Penelitian Ilmiah yaitu untuk mencari hubungan atau membedakan dua
variabel atau lebih secara konsepsional. Oleh karena itu, rumusan masalah
sebaiknya dikaitkan dengan tujuan tersebut. Peneliti sebaiknya menggunakan
kata-kata hubungan atau perbedaan, contohnya yaitu korelasi. Karena korelasi
merupakan terminologi statistika.
- BENTUK-BENTUK RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Seperti telah
dikemukakan bahwa rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah
penelitian ini di kembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.
Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif,
komparatif, dan asosiatif.
A.
Rumusan masalah
Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable atau lebih ( variable yang berdiri sendiri ). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat pernamdingan variable itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variable itu dengan variable yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable atau lebih ( variable yang berdiri sendiri ). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat pernamdingan variable itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variable itu dengan variable yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
- Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional
- Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negri Berbadan Hukum ?
- Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia ?
- Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di bidang pendidikan ?
- Seberapa tinggi tingkat produktivitas dan keuntungan financial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan ?
6. Seberapa
tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia ?
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variable atau lebih secara mandiri ( bandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif
Peneliti yang bermaksud mengetahui kinerja Departemen Pendidikan Nasional, sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi berbadan hokum, efektifitas kebijakan MBS, tingkat produktivitas dan keuntungan financial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan, minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia adalah contoh penelitian deskriptif.
B. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif :
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta ? (variable penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan swasta )
- Adakah
perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Deasa ?
( satu variable dua sampel ) - Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta, dan Pedagang ? ( dua variable tiga sampel )
- Adakah perbedaan kompetensi professional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan SLTA ? ( satu variable untuk dua kelompok, pada tiga sampel )
- Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan took yang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Atas ? ( satu variable dua sampel )
- Adakah
perbedaan produktivitas karya ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri dan
Swasta ? ( satu variable dua sampel )
C. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat tiga
bentuk hubungan yaitu :
1. Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
Contoh rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
Contoh rumusan masalah adalah sebagai berikut :
- Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murud sekolah ? ( variable pertama adalah penjual es dan ke dua adalah kejahatan ). Hal ini berarti yang menyebabkan jumlah kejahatan bukan karena es yang terjual . mungkin logikanya adalah sebagai berikut : pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang piknik ke tempat wisata. Karena banyak murid yang piknik maka di situ banyak kejahatan.
- Adakah hubungan anatara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak ?
c.
Adakah hubungan
antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah ?
2. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen t(variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh :
2. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen t(variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh :
a. Adakah
pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak ? (pendidikan
orang tua variabel independen dan prestasi belajar variabel dependen)
b. Seberapa
besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh
pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan
variabel dependen)
c.
Seberapa besar
pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA ?
3. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen. Contoh :
3. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen. Contoh :
a. Hubungan
antara mativasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan A. Di sini dapat
dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat
mempengaruhi motivasi.
b. Hubungan
anatara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian
juga orang yang kaya dengan meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
Sumber :
– Husaini
Usman dan Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Penerbit PT Bumi
Aksara : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar